Senin, 22 November 2010
MENGEMBALIKAN SMANGAT YANG HILANG
Ketika kita menemui libur panjang kebanyakan dari setiap orang menghabiskannya untuk bersantai. Hal ini lah yang terkadang membuat orang-orang lalai terhadap kewajibanya hidupnya, entah lalai kepada allah atau kepada manusia. Namun apakah kita akan seperti itu terus. Bagaimana nasib negeri tercinta itu sahabat. Inginkah kita kembali dijajah kembali. Pasti jawaban setiap orang tidak. Namun bagaimana cara kita untuk mencegah itu. Jawabannya ada pada dirikita. Bangkitkan kembali smangat yang ada pada dirikita. Ada beberapa cara :
Ini cara penulis untuk mengembalikan smangat yang hilang :
1. Niat kembali kepada allah
2. Sholat berjamaah n sholat sunah diperbanyak
3. Puasa sunah
4. Dengarkan siraman rohani dengan seksama
5. Sadarlah bahwa kehidupan semakin berat
6. Berfikir bahwa kedepan kita ada tanggung jwab besar
7. Bayangkan wajah pasangan mu dan jadikan itu sebagai motivasi diri
8. Manfaatkan media perubahan yang ada seperti bacaan-bacaan motivasi
9. Sabar dalam menjalani perubahan
10. Tahan sesuatu yang akan membuat kamu kembali kehilangan smangat
Nah sepuluh hal tersebut jika digunakan insyaalah akan terjadi suatu perubahan pada smangat kita.
“kehidupan kejam ketika kita malas untuk berbuat, kehidupan baik ketika kita berbuat sesuatu yang baik”. Jangan jadi kan alasan untuk menutupi kesalahan mu. Berfikir menjadi jiwa yang profesional dan berkaryalah
http://Innspirasi.blogspot.com
Selasa, 16 November 2010
METAMORFOSIS (MELAKUKAN PERUBAHAN DIRI)
1. Banyak-banyak puasa sunah
2. Banyak mengingat allah
3. Lakukan sholat malam
4. Perbanyak membaca alquran dan buku-buku yang memiliki pesan positiv
5. Bergaul dengan orang-orang baik
6. Cari tokoh yang dapat membuatmu semangat untuk berubah
7. Ingat selalu orang tua mu yang sedang mendoaakn mu
Melakukan perubahan berarti melakukan pengembangan diri, membangun sukses masa depan. Masa depan akan indah ketika kita indah seperti kupu-kupu, untuk itu siap-siaplah untuk menjadi orang yang selalu lebih baik.
www.innspirasi.blogspot.com
By
Arief Ageng sanjaya
Senin, 15 November 2010
bola cuy
Pelatih Inter Milan, Rafa Benitez, mengaku kecewa dengan penampilan skuadnya yang dipermalukan AC Milan 0-1, dalam derby Minggu 14/11 malam.
Milan memenangkan Derby della Madonnina lewat gol semata wayang Zlatan Ibrahimovic dari titik putih, saat pertandingan baru berlangsung lima menit. Sebelumnya, pemain asal Swedia itu dijegal Marco Materazzi di kotak penalti.
Milan juga bisa bertahan dengan skor kemenangannya itu, walau mereka kehilangan Ignazio Abate yang diusir di menit 60 akibat dua kartu kuning.
Benitez mengaku, skuadnya seharusnya bisa bergerak lebih cepat mendapat bola. Tetapi, ambisi mereka untuk menang dibuyarkan gol Milan di awal laga.
"Saya tidak berpikir kami tak memiliki karakter dalam bermain. Tim sudah berusaha, tapi Milan memimpin begitu cepat lewat penalti itu. Karena banyak melakukan kesalahan, kami tak bisa mengejar ketertinggalan kami," tandas eks pelatih Liverpool itu.
ketika pemain dilapangan tinggal 10 orang maka kami tidak sabar untuk menyelasikan peluang.
Benitez juga menyatakan, kekalahan ini menjadi pelajaran berarti bagi timnya. kedepannya maka kami akan memperbaiki keadaan emosi para pemain.
Selanjutnya, Inter harus memiliki ambisi menguasai bola yang lebih baik lagi.
Permendiknas 28/2010 Sesuai Otonomi Daerah
Semarang (ANTARA) - klik disiniDirektur Jenderal Pengembangan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) Kementerian Pendidikan Nasional Baedhowi mengatakan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28/2010 tentang Penugasan Guru Menjadi Kepala Sekolah sesuai dengan otonomi daerah.
"Upaya penyiapan, pelatihan, dan pengangkatan kepala sekolah tetap menjadi kewenangan pemerintah daerah, sementara Permendiknas itu hanya mengatur mekanisme, bukan untuk mengambil alih wewenang pemda," katanya di Semarang, Senin.
Permendiknas sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 38/2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, kata Baedhowi usai sosialisasi Permendiknas Nomor 28/2010.
Menurut dia, Permendiknas tersebut hanya merupakan upaya untuk mencari figur kepala sekolah yang terbaik dengan menetapkan norma kebijakan standar berdasarkan proses pelatihan dan seleksi kepala sekolah.
"Tidak ada satu kata pun dalam Permendiknas itu untuk mengambil alih pengangkatan kepala sekolah ke menteri, sebab hal itu sudah diatur dalam PP 38/2007. Namun mekanisme kebijakan norma standar menjadi wewenang menteri," katanya.
Ia mengatakan penentuan layak atau tidaknya seseorang menjadi kepala sekolah bukan berada di tangan Mendiknas, tetapi melalui pelatihan dan seleksi yang dilakukan, baik oleh pemda maupun lembaga pelatihan yang ada.
"Lembaga yang telah menyelenggarakan pelatihan kepala sekolah, misalnya Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP). Rekomendasi dari lembaga itu yang dipakai, mengingat proses pelatihan lembaga itu dilakukan dengan ketat," katanya.
Dalam Permendiknas tersebut, kata dia, menjelaskan bahwa calon kepala sekolah harus mengikuti pelatihan minimal 100 jam, sesuai dengan kriteria penilaian, misalnya kualifikasi akademik, latihan, praktik, dan sebagainya.
"Dari penilaian yang dilakukan lembaga-lembaga pelatihan itu bisa dilihat kualifikasi figur yang sesuai menjabat sebagai menjadi kepala sekolah," kata Baedhowi.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Tengah, Kunto Nugroho HP mengatakan bahwa Permendiknas tersebut merupakan upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di seluruh daerah, hingga tingkat kabupaten/kota.
"Dengan Permendiknas itu, kualitas pendidikan di Indonesia diharapkan akan semakin baik sehingga sanggup bersaing di tengah iklim globalisasi," kata Kunto.
sebenarnya jika ingin menjadi kepala sekolah hendaknya memahami tentang assesment sekolah. agar mengerti tentang tugas-tugas sekolah.
Minggu, 14 November 2010
Dahulu kala hiduplah seorang raja yang muda serta mempunyai kekuasaan yang luas. Ia hidup bersama penasihatnya. Suatu ketika iapun merasa susah, karena ia bingung apa yang akan dia lakukan. Iapun bercerita kepada penasihatnya. “wahai penasihat aku bingung dengan diriku ini, aku telah menjadi raja, tapi kenapa aku merasa hidupku ini tidak enak, aku meras sepi”. Maka dengan senyum dan bijak sang penasehat menjawab “Wahai raja, lebih baik kau menikah, insyaallah khoir, insyaallah kau tidak merasa sepi”.
Maka sang rajapun menuruti apa kata penasehat, sang raja pun menikah. Dan benar raja merasa sangat bahagia, ia tidak merasa sepi lagi. Namun sang raja merasa ada yang kurang, ia belum mempunyai anak. Setelah berbincang sama penasehat, penasehat menganjurkan untuk memiliki anak. “insyaallah khair” kata penasehat. Maka akhirnya memilih untuk memiliki anak. Hingga akhirnya ia mempunyai seorang anak laki- laki.
Seirng berjalananya waktu sang anak pun tumbuh besar. Hingga akhirnya ia mulai memasuki bangku sekolah. Pada saat ini sang raja kembali bingung, anaknya akan disekolahkan dimana. Maka ia kembali berbicara pada penasehatnya. “wahai penasehat bagaimna menurutmu tentang sekolah mana yang pantas untuk anakku ini?” tanya sang raja. Maka dengan bijaksna penasehat berkata “sekolahkan saja anak raja ke negeri seberang, Insyaallah khair, dan insyaallah itu lebih baik”. Maka dengan berat hati sang raja menyekolahkan anaknya ke negeri seberang.
Dengan perginya anaknya, maka sang raja merasa kesepian. Pada suatu malam ia mengupas buah apel. Namun apa gerangan, tangannya terkena pisau hingga mau putus. Sang raja merasa hatinya resah, ia menganggap kalau sedang terjadi sesuatu yang tidak baiak pada anaknya. Maka iapun kembali bicara pada penasehatnya. Wahai penasehat menurutmu aa yng sedang terjadi, aku merasa tidak enak, ini tanganku teriris pisau dan mau patah” kata sang raja. Maka dengan muka senyum penasehat berkata”Insyaallah khair”. Mendengar jawaban penasehat rajapun merasa jengkel, karena dari dulu setiap dimintai pendapat penasehat njawabnya “insyaallah khair” terus. Karena merasa marah maka penasehat tersebut dijebloskan ke dalam penjara.
Sang raja pun mengangkat penasehat baru. Setelah itu mereka langsung berburu di hutan. Kebetulan sang raja memang suka berburu. Dengan membawa segenap pasukan dan penasehatnya rajapun berangkat berburu di hutan. Di tengah jalan raja melihat seekor rusa. maka dengan menunggangi kuda sang raja dan penasehat barunya mengejar rusa tersebut. Namun, tidak dengan para pengawalnya. Mereka kelelahan mengejar sang raja, karena mereka harus berlari. Hingga tanpa diasadari tinggal sang raja dan penasehat yang mengejar buruannya. Akhirnya sang raja mendapatkan posisi yang tepat untuk memanah rusa tersebut. Tanpa disadari, ternyata mereka berdua telaah di kepung oleh bangsa pedalamann hutan tersebut. Di saat yang bersamaan Bangsa pedalaman tersebut sedang mencari manusia untuk upacara adat. Tanpa bisa bebuat maka raja dan penasehat baru teresebut dibawa. Dengan posisi seperti akan disate maka penasehat baru tersebut di panggang, hingga akhirnya ia meninggal dunia. Saat giliran sang raja yang akan di panggang, maka ada seorang bangsa tersebut melihat bahwa ada bagian tubuh yang rusak dari sang raja tersebut, yaitu jari tangannya hampir putus. Mereka juga tidak enak kalau mau memberi sesajen pada leluhurnya dengan barang yang cacat. Maka sang rajapun tak jadi di panggang, dan akhirnya dilepaskan.
Dengan perasaan takut maka rajapun kembali ke kerajaan. Sang raja langsung menemui penasehatnya yang pertama.”wahai penasehat ternyata kau benar, kalau tidak jariku ini terluka, maka aku bisa di panggang oleh bangsa pedalamna hutan tersebut” kata sang raja sambil minta maaf. Dengan tersenyum sang penasehat berkata” saya juga berterima kasih pada raja, karena telah menjebloskan saya ke penjara. Karena kalau tidak aku juga sudah dipanggang oleh bangsa pedalaman tersebut”. Hingga akhirnya sang raja dan penasehat pun kembali hidup rukun.
Jadi setiap apa yang terjadi pada kita itu sebenarnya adalah yang terbaik untuk kita
www.resensi.net
Kamis, 11 November 2010
MENJADI SEORANG PENGAMBIL RESIKO
Apa jadinya bila kita takut mengambil risiko dalam hidup ini? Segala yang kita lakukan pasti berisiko! Apalagi bila hendak maju dan sukses, risiko adalah sesuatu yang harus kita akrabi, bukan dihindari.
Bicara mengenai risiko, seperti kata William J. Bernstein dalam bukunya "The Four Pillars of Investing", "Risk, like pornography, is difficult to define, but we think we know it when we see it." Risiko, seperti pornografi, sukar untuk didefinisikan, tapi kita akan mengetahuinya bila kita telah melihatnya. Begitu pula risiko, kita akan mengetahui dan merasakannya bila kita telah menjalaninya.
Bila kita berani mengambil risiko, artinya kita telah berani menjalani kehidupan itu sendiri. Juga menunjukkan bahwa kita yakin akan mendapatkan suatu pelajaran berharga dari setiap risiko yang diambil. Tentu saja bukan berarti melangkah tanpa perhitungan yang matang. Satu rahasia orang-orang yang telah sukses, seperti yang mereka ungkapkan, adalah bahwa mereka sering mengambil risiko dalam bertindak.
Lantas, mengapa sebagian orang enggan untuk mengambil risiko? Jawabannya sederhana. Mereka takut gagal, berpikir tak dapat melakukannya, atau merasa belum mahir dan berbakat. Keberanian mengambil risiko, sesungguhnya lebih menunjukkan kepada karakter dan mental seseorang. Bukan pada besar kecilnya risiko yang dihadapi. Kualitas seseorang tidak ditentukan dari peristiwa yang datang menghampirinya, tapi dari respon yang ia berikan dari peristiwanya itu sendiri.
Jadi, bila kita ragu untuk melangkah karena tidak tahu apa yang akan menghadang langkah kita nantinya, beranilah untuk mengambil risiko. Beranilah untuk mengambil kesempatan yang datang demi terwujudnya kehidupan yang lebih baik. Toh, kita tidak akan tahu apakah kita sanggup menghadapinya atau tidak, sebelum kita benar-benar mengalaminya.
Namun, sekali lagi diingatkan, berani mengambil risiko bukan berarti melakukan tindakan gegabah. Hanya karena sebagai orang berhasil menggapai kesuksesan karena tidak takut akan risiko, kita tetap harus melakukan persiapan dan pertimbangan yang matang. Agar apabila suatu saat risiko yang kita takutkan itu benar-benar terjadi, kita dapat melewatinya dengan baik. Begitulah bila kita ingin sukses dalam segala hal, kita akan selalu dihadapi dengan risiko. Risiko sangat berkaitan dengan rasa takut-takut akan timbulnya kekacauan, takut akan penilaian orang lain yang menghakimi, dan takut akan hal-hal tak terduga yang menunggu di depan sana. Hadapi rasa takut itu dan jadikanlah rasa takut sebagai motivator!
Tanpa kita sadari, banyak sekali keuntungan yang dapat kita ambil bila kita berani mengambil dan menghadapi risiko. Bila kita melakukan kesalahan, otomatis kita akan lebih bijaksana ke depannya. Bila kita sukses, kita akan belajar dan tahu besarnya kapabilitas dan potensi yang kita miliki. Dalam hal karier, saat kita berani mengambil risiko, maka hal itu akan mengantar kita menjadi seorang pemimpin dan inovator. Kunci dari semua yang telah disebutkan di atas adalah, menjadi a smart risk taker- seorang pengambil risiko yang cerdas!
Berikut ada enam cara yang ditulis oleh Beth Banks, PhD-seorang ahli di bidang leadership development, yang bisa mengantar kita menjadi salah satunya.
Percaya pada insting
Jangan menunggu sampai suatu petunjuk nyata datang kepada kita, baru mengambil keputusan, karena bisa saja petunjuk itu datang terlalu telat atau malah tidak datang sama sekali. Kalaupun ada petunjuk yang sangat baik, bukan hanya kita saja yang mengetahuinya, tetapi juga orang lain yang mungkin memiliki tujuan yang sama. Saat ide brilian menghampiri, jangan banyak membuang waktu, langsung realisasikan dan kerjakan saat itu juga! Percaya pada apa kata hati.
Jangan takut untuk meminta bantuan
Bila memang kita sedang menghadapi suatu hal yang memang kita kurang pahami, sedangkan sesuatu itu bisa membawa kemajuan besar menuju apa yang kita ingin capai, jangan ragu untuk meminta bantuan kepada yang lebih ahli. Bila kita terus terjebak dalam rasa takut akan risiko-takut bila meminta bantuan kepada orang lain, maka kemampuan kita akan diremehkan, maka kita tidak akan pernah bisa maju.
Lepaskan energi positif
Rasa takut, stres, dan ketidakpastian bisa kita jadikan "teman", bukan musuh yang harus dihindari, asalkan kita memperlakukannya sebagai motivasi, bukan sebagai penghalang. Biasakan untuk menolelir perasaan-perasaan itu. Selalu ingatkan kepada diri sendiri, bahwa kemajuan tidak akan datang bila kita tidak melangkah maju ke keadaan yang penuh ketidakpastian.
Antisipasi dan tindakan
Tidak membuat suatu keputusan sebenarnya adalah sebuah keputusan, yang buruk tentunya. Berpikirlah seperti seorang atlet, dan belajar untuk menempatkan diri bahwa aksi dan tindakan diperlukan untuk mencapai suatu prestasi.
Belajar dari Kegagalan
Pelajaran yang paling berharga dalam hidup kita adalah apa yang dihasilkan dari sebuah kegagalan. Orang-orang bisa menjadi sangat pemaaf bila kita benar-benar sudah melakukan yang terbaik dan bersikap penuh dengan integritas.
Realistis
Memang, terkadang ide-ide dan mimpi yang superfantastis akan terlihat sangat bagus di atas kertas, tetapi kenyataan tidak semudah menulis di atas selembar kertas. Saat kita sudah merasa siap untuk mengambil risiko, pikirkan tentang alasan yang masuk akal mengapa kita akan melakukannya.
Ada beberapa halangan yang bisa membuat kita mengurungkan niat untuk menjadi seorang pengambil risiko. Mungkin, dengan mengetahui apa saja halangan/perasaan itu, kita bisa jadi lebih siap dan tidak berubah pikiran untuk melangkah maju demi mencapai apa yang kita inginkan, walaupun ada risiko yang menghadang!
-Rasa takut akan penolakan
-Takut tidak mendapatkan persetujuan
-Perasaan bersalah
-Keinginan untuk selalu benar
-Ketidakpastian
-Rasa takut diremehkan
-Menghindari konflik
-Takut akan kegagalan
-"Bermain" aman
-Takut akan menyakiti orang lain.
Hujan rintik-rintik membasahi bumi, udara berhembus terasa segar. Seorang pemuda telah selesai menunaikan sholat dzuhur berjamaah di masjid. Pandangannya menyapu ke arah halaman masjid, tidak jauh darinya ada seorang perempuan tua yang duduk ditengah lapangan menarik perhatiannya. Tiba-tiba sebuah tas kecil dari tempat nenek itu terbang tertiup angin kencang. Segera pemuda itu memperhatikan teriakan nenek itu minta tolong, ingin tasnya diambilkan.
Merasa terpanggil pemuda itu segera berlari mengejar tas kecil, terlihat tas itu telah melesat jauh, dia berlari dengan terengah-engah kelelahan. Berlarilah pemuda itu sekuat tenaga dan tas kecil itu berhasil juga dipegangnya. Nampak keringat bercucuran, dengan hati penuh kebahagiaan dia berlari kecil mengantarkan tas kecil. Terlintas didalam hatinya lelah yang dirasakan tentunya akan disambut dengan senyuman dan ucapan terima kasih sang nenek sudah cukup sebagai balasan atas kebaikan yang telah dilakukannya.
Namun diluar didugaannya, sang nenek segera merebut tas kecil itu dan membalikkan tubuhnya dengan wajah yang cemberut, sepintas seperti marah. Pemuda terkejut bukan main. Jangankan senyuman dan ucapan terima kasih, wajah ramahpun tidak terlihat. Pemuda itu kebingungan. ‘Apa dosaku ya?’ ucapnya lirih. Dia tak bisa bergerak, malu, kesal, kecewa tercampur aduk.
Berkali-kali pemuda istighfar, siang itu dirinya menemukan pelajaran yaitu makna ikhlas. Ya tentang keikhlasan. Keikhlasan berarti tidak pernah berharap apapun, bahkan balasan walaupun berupa senyuman dari yang kita perbuat. Lakukanlah segala perbuatan baik semata-mata karena Allah. Itulah yang disebut dengan ikhlas. Siang itu dihalaman masjid, pemuda itu mendapatkan pelajaran bahwa ikhlas itu indah.
‘Dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka, tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakan.’ (QS. At-Thuur : 21).